Desain Pembelajaran Di E-Learning : Membuat Storyboard (Bagian 7)

Gambar. E-Learning

Pengembangan Materi Pembelajaran

Materi atau konten pembelajaran yang akan disajikan dalam e-learning atau media-media yang lain juga perlu dilakukan pengembangan. Hal tersebut juga dilakukan guna mendukung sebuah pembelajaran yang efektif dan bermakna. Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan kegiatan pengembangan materi pembelajaran, diantaranya ialah sebagai berikut :
  • Melaksanakan Tahap Analisis
  • Merancang Tujuan Pembelajaran & Kuis
  • Menyusun Storyboard

  • Apa itu Storyboard?

Storyboard atau jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia secara langsung, berarti papan cerita. Namun, apa sebenarnya storyboard itu? Secara singkat storyboard merupakan gambaran dari desain atau rancangan (skenario) awal dari sebuah proyek pengembangan, baik pengembangan e-learning, multimedia pembelajaran, video pembelajaran, ataupun proyek pengembangan konten pembelajaran lainnya. Pembuatan storyboard ini cukup penting, terlebih proyek pengembangan tersebut melibatkan banyak pihak atau bahkan klien, sehingga storyboard tersebut dapat digunakan untuk mereview rancangan sebelum dilanjutkan ke tahap pengembangan. Storyboard ini merupakan pengikat persepsi dari instructional designer, subject matter expert, dan pihak lainnya yang terkait. Setelah semua pihak yang terkait pengembangan tersebut menyetujui rancangan yang ada di storyboard, maka barulah dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan.

  • Cara Membuat Storyboard

Pada artikel ini akan dijelaskan secara rinci mengenai pembuatan storyboard yang khusus untuk pengembangan konten pembelajaran yang dapat dimasukkan dalam kursus (course) di e-learning, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk dapat digunakan dalam proyek pengembangan lainnya. storyboard memiliki ciri khas yakni pada detail perencanaanya, seperti alur yang jelas, referensi grafis, instruksi belajar yang tersusun, serta dapat menghubungkan antara satu elemen konten dengan konten lainnya. Terdapat elemen wajib yang harus tertera dalam storyboard atau disebut dengan anatomy of storyboard, diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Header (Judul)
Pada bagian ini dapat ditulis seperti nama proyek, nama kursus/mata pelajaran/mata kuliah, tanggal pembuatan storyboard, serta informasi pengidentifikasi lainya yang dibutuhkan. Hal tersebut harus dicantumkan dalam kolom header (judul) pada storyboarad untuk memudahkan pengurutan.

2. On Screen Text (Teks yang Muncul di Layar)
Pada bagian ini perlu dituliskan atau digambarkan dalam storyboard mengenai tulisan apa saja yang akan dimunculkan dalam layar, ketika pengguna mengakses atau membukanya. On screen text ini biasanya lebih erat kaitannya dengan isi materi pembelajaran.

3. Audio (Suara)
Pada bagian ini perlu dijelaskan apa saja jenis audio yang akan digunakan, serta dapat diberikan keterangan, kapan suara itu akan diputar atau dimainkan. Jenis-jenis audio ialah sebagai berikut :
  • Dubber (pengisi suara)
  • Talent (pemain, khusunya untuk pengembangan video)
  • Background sound (musik latar belakang)
  • Sound effect (efek suara)
  • Music

4. Navigasi
Pada bagian ini merupakan pemaparan tentang instruksi terhadap interaksi atau petunjuk terhadap apa saja yang dapat dilakukan pengguna atau peserta didik selama menggunakan konten pembelajaran yang akan dikembangkan. Navigasi ini sangat penting terutama untuk pengembangan konten pembelajaran yang bersifat interaktif, seperti multimedia pembelajaran, modul pembelajaran interaktif, atau aplikasi pembelajaran lainnya.
Navigasi ini dapat berupa tombol atau tautan (link) yang dapat menghubungkan komponen materi yang satu dengan yang lainnya. Ketika pengguna atau peserta didik menekan tombol atau tautan tersebut, maka pengguna akan diarahkan secara otomatis ke halaman yang dimaksud. Untuk pembuatan navigasi untuk konten pembelajaran e-learning yang sedikit sulit, seperti game baik yang berbasis web maupun aplikasi, maka diperlukan peran seorang programmer untuk merancangnya. Untuk konten pembelajaran berupa video, kita tidak memerlukan elemen navigasi sehingga tidak perlu dicantumkan penjelasannya dalam storyboard.

5. Graphic Element (Elemen Grafis)
Pada bagian ini perlu dicantumkan referensi grafis yang ingin dimunculkan atau dipakai pada produk final sebuah konten. Grafis yang dimaksudkan ialah dapat berupa gambar statis (diam) ataupun gambar bergerak (animasi). Penjelasan mengenai referensi grafis ini akan memudahkan tim perancang grafis dalam menginterpretasikan grafis seperti apa yang diinginkan untuk tampil pada produk akhir konten. Jika penjelasan referensi grafis secara verbal dirasa sulit, maka pada storyboard dapat pula diberikan penjelasan berupa sketsa gambar kecil mengenai grafis yang ingin ditampilkan. Pada elemen ini, jika grafis yang ingin digunakan berupa animasi, maka perlu dicantumkan juga timing atau waktu kapan animasi tersebut tampil serta durasi animasi tersebut ditampilkan.

Pembuatan storyboard perlu dilakukan secara detail dan spesifik agar hasil akhir konten yang dikembangkan sesuai dengan harapan. Perlu digarisbawahi juga bahwa ada dua hal yang perlu diperiksa apakah sudah dilaksanakan ataukah belum, sebelum beranjak untuk membuat storyboard, diantaranya ialah sebagai berikut :
  1. Analisis Kebutuhan
  2. Materi Pembelajaran Final
  3. Tujuan Pembelajaran yang Sesuai dengan Kursus.
  4. Teknik Pembelajaran yang Tepat.
Semua hal tersebut wajib untuk selesai atau telah dilaksanakan, sebelum membuat storyboard. Jika analisis kebutuhan belum dilaksanakan, materi pembelajaran yang belum final atau belum disetujui oleh ahli materi (subject matter expert), tujuan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kursus atau program yang diinginkan, ataupun penentuan teknik pembelajaran yang kurang sesuai, maka hal tersebut akan mengganggu proses pengembangan konten tersebut serta memperpanjang waktu pengembangan konten karena ada kemungkinan untuk mengulang proses perancangan yang telah dilaksanakan setelah ditemukannya ketidaksesuaian atau kesalahan.

  • Contoh Storyboard

Kami akan sajikan mengenai beberapa contoh storyboard yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam membuat sebuah storyboard. Pada dasarnya storyboard disusun berdasarkan kebutuhan, sehingga tidak ada format baku untuk membuat sebuah storyboard. Tetapi pada prinsipnya ialah storyboard harus dituliskan secara detail dan spesifik, dengan memenuhi kelima elemen yang sudah dipaparkan sebelumnya.



Baiklah rekan-rekan Eduprisma !! Cukup sekian untuk seri desain pembelajaran di e-learning pada pokok bahasan membuat storyboard. Kita akan bertemu kembali dengan sajian artikel dan tutorial yang lebih menarik lagi. Sampai jumpa serta kami ucapkan terima kasih sudah membaca dan berkunjung ke Eduprisma.
Yoga Prismanata

Saya adalah seorang penggiat di dunia pendidikan. Konsentrasi saya sekarang ialah dalam hal teknologi pendidikan dan pendidikan geografi. Saya sangat suka dalam menciptakan karya, baik berupa tulisan maupun media pembelajaran.

2 Komentar

Kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi dan membaca tulisan di website kami. Silahkan sampaikan kritik, saran, dan diskusi melalui kolom komentar.

Lebih baru Lebih lama