Gambar. E-Learning
Materi atau konten pembelajaran yang akan disajikan dalam e-learning atau media-media yang lain juga perlu dilakukan pengembangan. Hal tersebut juga dilakukan guna mendukung sebuah pembelajaran yang efektif dan bermakna. Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan kegiatan pengembangan materi pembelajaran, diantaranya ialah sebagai berikut :
- Melaksanakan Tahap Analisis
- Merancang Tujuan Pembelajaran & Kuis
- Menyusun Storyboard
Pentingnya Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam sebuah proses pembelajaran menjadi poin-poin kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik ketika berhasil menyelesaikan sebuah pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan inti dari konten atau materi dari pembelajaran yang diikuti. Tujuan pembelajaran ini lumrah dituliskan dalam sebuah buku teks dan disampaikan ketika pembelajaran di kelas, akan tetapi dalam konteks pengembangan e-learning, tujuan pembelajaran juga wajib halnya disampaikan ke peserta didik yang mengikuti kursus atau pembelajaran melalui e-learning. Penyampaian tujuan pembelajaran terhadap peserta didik tersebut harus dilakukan menggunakan kalimat yang jelas, spesifik, dan terukur. Tujuan dari hal tersebut ialah agar peserta didik dapat secara jelas memahami apa yang akan mereka pelajari serta mengerti ukuran pemahaman yang dapat dijadikan acuan agar dapat menilai apakah mereka mampu menguasai materi tersebut ataukah belum. Perlu digaris bawahi bahwa tujuan pembelajaran perlu disampaikan pada pertemuan awal pembelajaran.
Cara Menulis Tujuan Pembelajaran
Sebelum kita membahas lebih detail tentang cara menulis tujuan pembelajaran, hendaknya kita ingat kembali materi atau ulasan tentang Teori Taksonomi Bloom (Baca : Desain Pembelajaran Di E-Learning : Konsep Umum Dan Teori Taksonomi Bloom (Bagian 1)). Kenapa harus mengingat kembali Taksonomi Bloom, sebab ranah atau domain khususnya kognitif dapat dijadikan kata kunci dalam mengembangkan atau menyusun kalimat tujuan pembelajaran. Taksonomi Bloom juga merupakan representasi dari tingkatan pemahaman, sehingga penyusunan kalimat tujuan pembelajaran menggunakan Taksonomi Bloom dapat membantu untuk memahami tingkat proses kognitif peserta didik. Baiklah !! Cara praktis dalam menulis tujuan pembelajaran yang benar dan efektif, khususnya pada konteks pengembangan e-learning ialah sebagai berikut :
- Sejajarkan penilaian ujian dengan tujuan pembelajaran, maksudnya ialah buatlah soal-soal yang akan digunakan untuk ujian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat.
- Gunakan kata kerja yang spesifik dan terukur, contoh kata yang terukur meliputi, menggambarkan, mengenali, menentukan, memengaruhi, dst. Kata kerja tersebut disebut juga sebagai kata kerja operasional, contoh lain dapat disaksikan pada Gambar tentang kata kerja operasional ranah kognitif.
- Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan target peserta didik. Penyusunan tujuan pembelajaran tersebut haruslah sesuai atau cocok dengan target peserta didik atau dalam hal ini ialah karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik tersebut diperoleh ketika tahap analisis (Baca : Desain Pembelajaran Di E-Learning : Tahap Analisis (Bagian 5)).
- Gunakan bahasa yang sederhana dan ringkas, sehingga kalimat tujuan pembelajaran tidak perlu berbelit-belit atau to the point. Kalimat yang digunakan cukup menggambarkan apa yang diinginkan untuk dicapai oleh peserta didik ketika mengikuti pembelajaran.
- Bagi tujuan ke dalam sub kategori. Pembagian ini bertujuan agar peserta didik tetap fokus terhadap materi pembelajaran, khususnya bagi materi pembelajaran yang bersifat kompleks atau banyak.
Gambar. Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
(Sumber : enggar.net)
Informasi Penting :
Q : Apakah ada contoh kata kerja operasional lain untuk ranah afektif dan psikomotor?
A : Jawabannya ialah ada, hanya saja kata kerja operasional untuk ranah afektif dan psikomotor tidak umum digunakan untuk disampaikan melalui e-learning. Pada umumnya, untuk pembelajaran melalui e-learning lebih bersifat behavioristik, sehingga pada umumnya yang dapat diterapkan untuk pembelajaran melalui e-learning ialah pembelajaran yang bersifat kognitif. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami hanya menyampaikan contoh kata kerja operasional untuk ranah kognitif terlebih dahulu.
Perumusan tujuan pembelajaran secara lebih terstruktur dapat mengikuti aturan pada model ABCD yang merupakan singkatan dari Audience (siapa/peserta didik), Behavior (perilaku yang diharapkan), Condition (kondisi/syarat pembelajaran), dan Degree (tingkat atau kriteria keberhasilan). Perumusan tujuan pembelajaran menggunakan model ABCD dapat mengikuti panduan berikut:
- Audience (A). Tuliskan siapa peserta atau sasaran yang akan belajar. Contoh : Peserta Didik, Mahasiswa, Peserta Pelatihan, dan seterusnya.
- Behavior (B). Tuliskan kemampuan yang diinginkan untuk dikuasai peserta, biasanya dinyatakan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati atau kata kerja operasional, kemudian diikuti dengan materi yang ingin dikuasai peserta. Rumusnya ialah kata kerja operasional + materi yang ingin diharapkan dapat dikuasai. Contoh : menjelaskan + konsep siklus air dalam fenomena hujan, mendeskripsikan + kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
- Condition (C). Tuliskan kondisi yang memungkinkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini mencakup sumber daya yang tersedia bagi peserta, lingkungan tempat mereka akan mengerjakan tugas, strategi/metode tertentu, dan alat bantu yang dapat mereka gunakan. Contoh : dengan cara mengamati di lingkungan sekitar tempat tinggal, dengan menggunakan kalkulator, dengan berdiskusi secara berkelompok, dengan membaca artikel ilmiah atau hasil penelitian, dan seterusnya.
- Degree (D). Tuliskan tingkat atau kriteria keberhasilan yang harus dicapai oleh peserta. Contoh : secara tepat, paling sedikit 4 macam aspek, minimal 5 penelitian berbeda, dan seterunya
Jika kita mengikuti perumusan tujuan menggunakan model tersebut, maka kita akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang lengkap dan terukur. Kita coba simulasikan perumusan tujuan pembelajaran untuk mempermudah memahami konsep ini. Sebagai contoh, kita akan merumuskan tujuan pembelajaran dengan kriteria berikut:
- (A) Sasaran atau target yang akan belajar adalah peserta didik.
- (B-1) Kemampuan yang diharapkan adalah mendeskripsikan.
- (B-2) Materi yang diingkan untuk dikuasai adalah konsep siklus air dalam fenomena hujan.
- (C) Kondisi yang mendukung agar tujuan tersebut tercapai adalah peserta harus melakukan pengamatan langsung di lingkungan sekitar agar mereka memahami teori secara nyata atau kontekstual.
- (D) Kriteria keberhasilan yang harus dicapai adalah peserta harus melakukannya secara tepat dan lengkap.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka rumusan tujuan pembelajaran yang dihasilkan ialah "Peserta didik (A) dapat mendeskripsikan konsep siklus air dalam fenomena hujan (B) dengan mengamati lingkungan sekitar (C) secara tepat dan lengkap (D)
Menyusun Kuis atau Ujian
Pada prinsipnya soal yang digunakan untuk kuis atau ujian haruslah berdasarkan kepada materi yang disampaikan kepada peserta didik. Hal tersebut berkaitan juga dengan tujuan pembelajaran, maksudnya apa yang disampaikan kepada peserta didik haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat atau disusun. Hal tersebut berarti antara tujuan pembelajaran dan soal pada kuis yang diujikan haruslah setara atau sesuai. Pelaksanaan evaluasi bagi peserta didik berupa kuis atau ujian berfungsi untuk menilai pemahaman peserta didik terhadap sebuah materi.
Kesalahan dalam Membuat Kuis
Kuis harus disusun dengan benar agar tidak membuat peserta didik bingung, frustasi, atau bahkan hilang kepercayaan diri karena kesulitan memahami kuis yang tidak jelas. Beberapa kesalahan yang umum terjadi dalam penyusuan kuis ialah sebagai berikut :
- Pertanyaan dan jawaban terlalu banyak menggunakan kata. Pertanyaan dan jawaban yang terlalu panjang akan menghabiskan waktu bagi peserta didik untuk membaca dan memahami soal dan jawaban.
- Penggunaan kuis digunakan untuk menyampaikan materi baru. Pertanyaan yang ada pada kuis menggunakan materi yang belum pernah disampaikan kepada peserta didik, sehingga kemungkinan besar pertanyaan yang digunakan pada kuis tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Cara Membuat Kuis yang Benar
Berdasarkan beberapa kesalahan dalam membuat kuis seperti yang telah disampaikan di atas, maka kami bagikan beberapa cara atau tips dalam membuat kuis yang benar ialah sebagai berikut :
- Kuis harus selaras dengan tujuan pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar apa yang diujikan dalam kuis sesuai dengan materi yang telah disampaikan, sehingga kuis tersebut tepat untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.
- Gunakan model kuis yang tepat, contoh model tersebut ialah pilihan ganda (multiple choice), lengkapi bidang kosong (fill in the blank), dan drag & drop. Model kuis pilihan ganda sangat tepat digunakan untuk menguji pemahaman peserta didik berupa pemahaman istilah dan pengertian. Model kuis drag & drop sangat tepat digunakan untuk menguji pemahaman peserta didik berupa materi proses atau urutan langkah/tahapan.
- Gunakan bahasa yang sederhana dan tidak bertele-tele. Kalimat pertanyaan harus mudah dimengerti dan tidak terlalu panjang, serta disampaikan menggunakan kalimat pertanyaan positif, seperti apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa. Pertanyaan perlu dibuat menggunakan kalimat efektif dan menghilangkan kalimat-kalimat yang tidak diperlukan. Peserta didik jangan sampai disajikan pertanyaan yang sifatnya membuang-buang waktu, bahkan hanya untuk memahami maksud pertanyaannya saja. Selain itu, perlu dihindari juga pertanyaan yang menggunakan kalimat pertanyaan negatif, seperti kecuali, yang bukan, yang tidak tepat, yang tidak termasuk, dan seterusnya.
- Gunakan pilihan jawaban yang sepadan. Pilihan atau opsi jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan harus memiliki satu jawaban yang benar, serta opsi yang lain sebagai pengalihan. Kita juga perlu menghindari memberikan opsi jawaban yang jelas sekali salah dan mudah ditebak. Lihat contoh di bawah !!
- Memberikan feedback atau umpan balik. Umpan balik dapat berupa informasi apakah jawaban yang dipilih benar ataukah salah, serta memberikan reward melalui kalimat apresiasi jika jawaban yang dipilih ialah benar. Namun, jika jawaban yang dipilih salah, sertakan kalimat motivasi untuk lebih semangat lagi dalam belajar atau menggunakan kalimat yang konstruktif. Sebagai opsional, peserta didik juga dapat diberikan jawaban yang benar sekaligus penjelasan jika mereka menjawab salah, sehingga mereka dapat sekaligus belajar jika salah menjawab.
Contoh pilihan atau opsi jawaban yang benar :
Berapa besaran gravitasi yang dimiliki oleh bumi ?
A. 8,9 m/s2
B. 9,8 m/s2 (jawaban benar)
C. 10,3 m/s2
D. 11,5 m/s2
E. 12,7 m/s2
Keterangan : opsi jawaban yang salah (pengalihan) dibuat secara sepadan sehingga tidak mudah ditebak karena opsi jawabannya yang hampir mirip, agar benar-benar menguji pemahaman peserta didik.
Oke rekan-rekan semua !! Barangkali itu dulu saja penjelasan mengenai pembuatan tujuan pembelajaran dan penyusunan sebuah kuis ditinjau dari aspek pembelajaran. Kita akan lanjutkan lagi seri e-learning ditinjau dari aspek pembelajaran di artikel selanjutnya. Terima kasih. (Baca artikel selanjutnya : Desain Pembelajaran Di E-Learning : Membuat Storyboard (Bagian 7))


Terimakasih Pak materi nya🙏