Desain Pembelajaran Di E-Learning : Teori Andragogi (Bagian 3)

Gambar. E-Learning

Teori Belajar
Pengembangan konten e-learning juga perlu memerhatikan beberapa teori belajar, agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif, sebagaimana yang dilakukan pada pembelajaran secara umum di kelas. Pada kesempatan ini mari kita bedah, apa saja teori-teori belajar yang perlu kita ketahui sebelum mengembangkan dan menyusun konten pada e-learning. Mari kita lanjutkan tentang teori belajar yang mendukung dalam pengembangan konten e-learning !!
  • Teori Andragogi (Adult Learning Theory)
Teori pembelajaran orang dewasa (Andragogi) atau adult learning theory membahas secara khusus memahami bagaimana cara orang dewasa dalam belajar. Secara khusus mereka memiliki perbedaan cara belajar atau dengan kata lain memiliki perbedaan dengan cara belajar peserta didik usia remaja ke bawah. Pembelajaran yang berkaitan dengan bagaimana membimbing peserta didik usia remaja ke bawah tersebut lebih dikenal dengan istilah Pedagogi, sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan untuk orang dewasa disebut sebagai Andragogi. Berdasarkan teori Andragogi ini, orang dewasa hanya akan belajar ketika mereka menginginkan atau membutuhkan untuk mempelajari suatu materi tertentu. 
Gambar. Infografis Andragogi
(Sumber : elearninginfographics.com)

Teori Andragogi ini dikemukakan oleh Malcom Shepherd Knowles, yang merupakan seorang ahli pendidikan asal Amerika Serikat. Menurut Knowles, Andragogi adalah seni dan sains mengenai pembelajaran orang dewasa. Terdapat 5 (lima) asumsi Knowles tentang Andragogi, yaitu :
  1. Self Concept, yakni orang dewasa merupakan orang yang siap bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri, sehingga ketika belajar mereka lebih menyukai untuk belajar secara mandiri (self directed). Mereka perlu difasilitasi secara penuh agar dapat belajar secara mandiri, memberikan mereka untuk berkreasi, serta perlu menghindari instruksi yang sifatnya kaku dalam pembelajaran.
  2. Adult Learners Experience, yakni setiap orang dewasa memiliki pengalaman yang telah mereka lalui sebagai bahan-bahan dalam belajar. Pola pikir yang perlu diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran dengan orang ialah menempatkan mereka sebagai orang-orang yang berpengalaman. Oleh sebab itu, perlu dihindari anggapan bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan dasar atau tidak tahu apa-apa. Pada pembelajaran orang dewasa, mereka perlu digali apapun tentang pengalaman yang telah mereka miliki, kemudian menghubungkan dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu, fasilitasi mereka untuk memecahkan masalah dan mencari solusi melalui sebuah studi kasus.
  3. Readiness To Learn, yakni orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar terhadap apa yang mereka butuhkan pada saat tersebut. Ketika pada pembelajaran, pastikan bahwa materi yang disampaikan sesuai dengan yang mereka butuhkan dalam waktu dekat atau penting bagi mereka.
  4. Orientation To Learning, yakni tujuan orang dewasa dalam belajar ialah untuk meningkatkan kinerja serta untuk menyelesaikan permasalahan dalam pekerjaannya melalui materi-materi yang sudah diperoleh dari pembelajaran. Oleh sebab itulah, perlu disusun materi yang sangat relevan atau sedekat mungkin dengan situasi pekerjaan mereka, sehingga pembelajaran perlu disusun secara kontekstual. Bahkan, jika memungkinkan, pembelajaran perlu dirancang menyerupai pekerjaan mereka sehari-hari, melalui latihan yang aplikatif dan konkret.
  5. Motivation To Learn, yakni motivasi belajar dari orang dewasa muncul dari dalam diri mereka sendiri. Orang dewasa biasanya mengikuti suatu pembelajaran dikarenakan kebutuhan mereka akan pembelajaran tersebut, guna meningkatkan pengetahuan dan keahlian mereka dalam suatu materi atau bidang tertentu. Oleh sebab itu, motivasi belajar orang dewasa sangat tinggi untuk suatu materi pembelajaran tertentu yang mereka inginkan. Penting halnya untuk mendalami motivasi belajar mereka terhadap proses pembelajaran. Hal tersebut penting guna untuk mengingatkan kembali motivasi tersebut ketika berada di tengah-tengah kegiatan pembelajaran.
Gambar. Infografis Asumsi Andragogi
(Sumber : elearninginfographics.com)

Itulah ke-lima asumsi pembelajaran orang dewasa atau adult learning theory (Andragogi). Kelima asumsi tersebut sangat penting untuk dipertimbangkan dalam menyusun materi atau konten pembelajaran. Kita perlu memiliki strategi pembelajaran yang berbeda ketika mengembangkan konten untuk proses belajar pada orang dewasa. Pada dasarnya pembelajaran melalui e-learning sangat sesuai untuk model pembelajaran andragogi, sebab pembelajaran dalam e-learning sangat menekankan kemandirian dalam belajar. Selain itu, peserta didik juga diberikan keleluasan dalam memilih waktu belajar. 
Yoga Prismanata

Saya adalah seorang penggiat di dunia pendidikan. Konsentrasi saya sekarang ialah dalam hal teknologi pendidikan dan pendidikan geografi. Saya sangat suka dalam menciptakan karya, baik berupa tulisan maupun media pembelajaran.

2 Komentar

Kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi dan membaca tulisan di website kami. Silahkan sampaikan kritik, saran, dan diskusi melalui kolom komentar.

Lebih baru Lebih lama