9 Hal yang Menyebabkan Anak – anak Tidak Fokus di Kelas

Kita pasti pernah mengenyam bangku pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Pada masa – masa itu pasti banyak cerita atau kisah yang menyenangkan dan seru hingga pengalaman yang kurang enak dan ingin dilupakan. Cerita tersebut bisa berasal dari kegiatan di luar kelas seperti waktu olahraga, makan di kantin, atau nongkrong di depan kelas. Cerita itu bisa dimulai dari kejadian yang konyol atau lucu hingga kejadian mengharukan. Tetapi, pada kesempatan ini mari kita lihat cerita di dalam kelas, bukan tentang kejadian nyontek hasil ujian teman kemudian ketahuan guru, dan bukan juga kejadian memalukan dan diketawain teman – teman. Pada kesempatan ini akan dibahas tentang peristiwa ketika kita sedang mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran di kelas. Reaksi yang timbul ketika guru menjelaskan di depan kelas tentu bermacam – macam, bergantung kepada tipe – tipe anak ketika belajar di kelas. Pertama, anak yang serius belajar, biasanya anak tipe tersebut duduk di bangku deretan depan. Kedua, anak yang ingin serius belajar tetapi tidak ingin melewatkan obrolan – obrolan seru di luar materi pelajaran. Ketiga, anak yang merelakan sedikit waktunya belajar di kelas dengan mengobrol seru topik – topik di luar materi pelajaran. Jadi, kalian tipe yang mana ya? apakah yang pertama, kedua, atau ketiga? Coba merefleksikan kembali.
Namun, pandangan mengenai tipe – tipe anak tersebut hanyalah sebagian fenomena kecil ketika kita proses belajar dan mengajar berlangsung di kelas. Hal tersebut berarti tidak selamanya tipe – tipe anak ketika di kelas seperti demikian. Kejadian paling penting yang harus dibahas pada kesempatan kali ini adalah kejadian ketika masing – masing tipe anak tersebut terjebak pada fase kebosanan di kelas sehingga kehilangan fokus pada materi pelajaran. Pada fase bosan di kelas pasti bermacam – macam hal yang mereka lakukan, seperti menggambar, membaca buku lain, mengobrol, ada juga yang mendengarkan musik atau main game, dan banyak jenisnya. Jika hal tersebut tidak ditindaklanjuti secara tepat maka akan menimbulkan kegaduhan, yakni kondisi kelas yang tidak 100% mengikuti materi pelajaran karena mereka memiliki kegiatan masing – masing. Kejadian seperti ini pasti tidak enak bagi anak – anak karena tidak paham tentang materi pelajaran, dan juga tidak enak bagi guru/pendidik karena materi pelajaran tidak tersampaikan secara baik. Pada akhirnya sangat beresiko mendapatkan capaian yang kurang baik ketikan ujian akhir nanti. Jadi, kejadian ini cukup membuat tidak menyenangkan bagi siapapun yang terlibat di dalamnya. Oleh sebab itulah, perlu kita ketahui 9 (sembilan) hal yang menyebabkan anak – anak tidak fokus ketika mengikuti pembelajaran di kelas. 9 (sembilan) hal tersebut antara lain ialah:

1.       Lapar
Gambar. Visualisasi
(Sumber: newamericamedia.org)
Jangan sepelekan tentang asupan makanan untuk tubuh, sebab asupan protein atau gizi yang cukup untuk tubuh juga akan berpengaruh ke otak. Ketika tubuh merasa lapar kemudian memaksakan untuk berpikir, maka yang akan terjadi adalah kegelisahan dan rasa ngantuk yang tinggi. Otak butuh oksigen yang cukup untuk berkonsentrasi, ketika oksigen pada otak menurun maka yang terjadi adalah mengantuk sehingga akan masuk fase bosan dan tak fokus. Oleh sebab itulah, anak – anak perlu membawa minimal air putih untuk memastikan asupan oksigen yang cukup untuk otak.

2.       Kebelet Buang Air
Gambar. Visualisasi
(Sumber: www.signaturehardware.com)
Reaksi yang hampir pasti terjadi ketika kebelat buang air ialah gelisah dan keringat dingin. Beberapa anak tidak memiliki masalah dengan hal ini karena mereka berani izin dengan guru untuk keluar kelas dan pergi ke toilet. Sayangnya, ada tipe anak yang sangat pemalu hingga untuk meminta izin ke toiletpun tidak berani meskipun sedang kebelet hebat. Bagi anak pemalu, kebelet buang air seperti beban yang harus dipikul dan akan dilepaskan setelah jam pelajaran selesai. Hikmahnya adalah jangan jadi anak yang terlalu pemalu, sangat berisiko bagi kesehatan.

3.       Kelelahan
Gambar. Visualisasi
(Sumber: valleysleepcenter.com)
Kelelahan pada kasus ini bukan secara fisik namun pikiran, meskipun disebut kelelahan pikiran bukan berarti punya banyak masalah kehidupan ya, tetapi kelelahan yang diakibatkan proses konsentrasi yang tinggi terhadap materi pembelajaran. Faktor kelelahan pada kasus seperti ini dapat terjadi akibat tingginya tingkat kesulitan materi pelajaran, sehingga guru/pendidik perlu memahami ciri – ciri anak yang mulai kelelahan dalam mengikuti pembelajaran. Ketika anak – anak mengalami hal tersebut sebaiknya guru memberikan “ice breaking” kepada mereka. Bentuknya dapat bermacam – macam, sesuai dengan kemampuan guru dalam memberikan “ice breaking”. Contohnya ialah memberikan cerita lucu, bermain tebak – tebakan, senam kecil, dan sebagainya.

4.       Tidak suka materi pelajaran
Gambar. Visualisasi
(Sumber: gospelrelevance.com)
Suka dan tidak suka adalah hak setiap orang. Oleh sebab itulah, sebaiknya kita menghargai hal tersebut, terutama untuk ketidaksukaan seseorang terhadap sesuatu. Hal tersebut termasuk ketidaksukaan terhadap materi pelajaran. Meskipun kita tidak suka terhadap materi pelajaran, namun ketika kita sebagai peserta didik sebaiknya tetap mencoba untuk memahami dan tetap fokus pada materi tersebut karena memang materi tersebut masih penting untuk kita. Selain itu, jangan takut untuk bertanya kembali kepada guru mengenai materi yang kurang dipahami karena itu akan memberi kita sedikit pencerahan dan pengingat kembali bagi peserta didik yang lain. Kita sebagai peserta didik sebaiknya bertanya daripada menunjukkan ketidaksukaan tersebut, apalagi jika itu berwujud hinaan atau cacian baik secara langsung atau tersirat. Hal itu membuat sedih dan melukai hati. Jadi, tetaplah menjadi anak yang cerdas dan solutif. Poin ini terlihat menyedihkan ya, ayo kita menuju ke poin berikutnya.

5.       Adanya pengalih perhatian
Gambar. Visualisasi
(Sumber: ryanavery.com)
Pengalih perhatian ini jenisnya banyak sekali, contohnya ialah ketika ada anak – anak yang sedang melakukan kegiatan di lapangan dan kelas kita dekat dengan lapangan sehingga bisa melihat ke arah luar. Hal tersebut cukup membuat fokus kita terhadap pembelajaran terganggu. Pengalih perhatian yang lain misalnya ada kegiatan yang menimbulkan suara terlalu keras, sehingga indera pendengaran kita sulit menangkap suara guru atau suara teman yang sedang diskusi dengan suara berisik. Kalau sudah seperti ini memang cukup mengganggu dan sukses mengalihkan perhatian terhadap pembelajaran di kelas, tetapi kita dapat melawannya jika kita mampu.

6.       Belum mengerti manfaat materi pelajaran
Gambar. Visualisasi
(Sumber: www.coachingacademy.com.br)
Pada beberapa kasus, terdapat sebuah penyesalan yang timbul akibat tidak mengikuti pembelajaran di kelas dengan baik sehingga ia perlu mempelajari dari awal materi tersebut ketika mengetahui ternyata materi tersebut sangat diperlukan. Jika mendapatkan kasus seperti demikian, maka guru perlu menyampaikan hal – hal apa saja yang akan diperoleh setelah mengikuti materi pelajaran tersebut, jika memungkinkan guru juga menyampaikan manfaat yang akan diperoleh jika mempelajari materi tersebut.

7.       Bahasa komunikasi yang sulit atau terlalu tinggi
Gambar. Visualisasi
(Sumber: naldzgraphics.net)
Komunikasi adalah perantara informasi antara seseorang ke orang yang lain. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sebaiknya disesuaikan dengan tingkat intelektual seseorang. Ketika berkomunikasi dengan peserta didik, maka perlu disesuaikan dengan tingkat intelektual mereka. Hal tersebut untuk menjaga antara guru dengan peserta didik untuk tetap satu frekuensi sehingga tersambung dan informasi tersampaikan.

8.       Guru tidak memperhatikan rentang atensi/perhatian anak
Beberapa guru/pendidik belum mengetahui tentang “10 minutes rule” atau “aturan 10 menit”. Aturan tersebut berkata bahwa peserta didik perlu diberikan penyegaran setiap 10 menit sekali. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan atensi atau perhatian terhadap pembelajaran. Dr. John Medina yaitu seorang sainstis biologi molekular dan seorang peneliti melakukan penelitian yang cukup luas dan mendalam mengenai kinerja otak. Salah satu penelitiannya menunjukkan bahwa level atensi menunjukkan penurunan setelah 10 menit dalam sebuah presentasi, jika penyaji tidak melakukan perubahan mode penyampainnya dan kecepatan bicara/penyajiannya maka level atensi tersebut akan terus rendah sampai seterusnya. Level atensi tersebut disajikan seperti Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Level Atensi Tanpa Perubahan Mode Penyajian
(Sumber: www.quora.com)
Strategi untuk menghadapi hal tersebut ialah dengan melakukan penyegaran setiap 10 menit sekali sehingga level atensi anak akan kembali ke level yang tinggi, sebagaiman ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan demikian, atensi anak akan terjaga dan proses penyampaian materi pembelajaran akan lebih optimal.

Gambar 2. Level Atensi Dengan Perubahan Mode Penyajian
(Sumber: www.quora.com)

9.       Kuriositas kurang terbangun
Gambar. Visualisasi
(Sumber: www.omaha.com)
Kuriositas atau rasa penasaran adalah salah satu hal yang membuat seseorang mencari tahu tentang apa yang membuat penasaran tersebut dengan antusiasme yang tinggi. Jika rasa penasaran tidak dapat terbangun dengan baik maka yang terjadi adalah rendahnya motivasi untuk mempelajari atau bahkan hanya mengikuti materi pelajaran sekalipun. Guru/pendidik sebaiknya mampu memanfaatkan kuriositas para peserta didiknya untuk menambah atensi mereka terhadap pembelajaran.

Demikan hal – hal yang membuat anak – anak tidak fokus ketika mengikuti pelajaran di kelas. Semua hal – hal tersebut ditetapkan berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi penulis. Jadi, terdapat kemungkinan semua hal diatas masih perlu ditinjau ulang jika menemui kesalahan, dan digali lebih dalam jika hal tersebut diatas benar. Terima kasih sudah membaca tulisan ini, dan sangat diharapkan komentar dari pembaca. Sampai jumpa ditulisan – tulisan berikutnya.



Referensi :

Robert Frost. (23 Januari 2013). Why Do We Fall Asleep During Lectures?. Focusing & Concentrating. Diambil pada tanggal 1 Mei 2013, dari https://www.quora.com/Why-do-we-fall-asleep-during-lectures


Yoga Prismanata

Saya adalah seorang penggiat di dunia pendidikan. Konsentrasi saya sekarang ialah dalam hal teknologi pendidikan dan pendidikan geografi. Saya sangat suka dalam menciptakan karya, baik berupa tulisan maupun media pembelajaran.

Posting Komentar

Kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi dan membaca tulisan di website kami. Silahkan sampaikan kritik, saran, dan diskusi melalui kolom komentar.

Lebih baru Lebih lama