Hadirnya teknologi pendidikan membawa energi baru dalam
menyongsong pendidikan Indonesia yang lebih baik. Jika bertanya mengenai apa
arti penting kehadiran teknologi pendidikan untuk indonesia serta sumbangsih
teknologi pendidikan untuk memajukan pendidikan indonesia, maka terlebih dahulu
harus dilihat bagaimana kerja dari teknologi pendidikan. Jika mengikuti
definisi teknologi pendidikan dari AECT tahun 1994 yang masih menyebut dengan
teknologi pembelajaran, maka definisinya ialah teori dan praktik dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk
belajar (Seels, Barbara B. & Richey, Rita C, 1994:1). Definisi teknologi pendidikan tahun
1994 tersebut memberikan paradigma bahwa teknologi pendidikan melakukan banyak
hal dalam rangka mendukung terlaksananya sebuah proses pembelajaran yang baik,
meliputi proses desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi.
Kelima hal tersebut merupakan bidang garapan teknologi pendidikan dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar.
Gambar. 5 (Lima) Kawasan Teknologi Pembelajaran/ Pendidikan
Kawasan Teknologi Pembelajaran
Kelima kawasan tersebut tidak dapat bekerja secara independen. Hal tersebut berarti bahwa kelima kawasan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lain dan dilaksanakan berdasarkan teori dan praktik. Keterkaitan antara satu kawasan dengan kawasan yang lain secara sederhana dijelaskan seperti berikut.
1. Desain (Design)
Kegiatan
atau kawasan desain dalam hal ini berupa mendesain sistem pembelajaran,
mendesain pesan, mendesain strategi pembelajaran, serta melihat karakteristik
pebelajar. Kawasan desain menjadi hal pertama yang perlu dilakukan sebelum
kegiatan lain dilaksanakan sebab dalam kawasan inilah segala hal atau program yang akan dibuat atau dilaksanakan tersebut dirancang. Kawasan desain juga akan menjadi acuan atau patokan dalam pembuatan program tersebut. Seperti halnya dalam mendesain sistem pembelajaran
dan mendesain pesan, maka terlebih dahulu perlu diketahui siapakah yang akan
menggunakan desain tersebut. Dengan demikian perlu dilihat pula bagaimana karakter dari
pengguna program yang dirancang tersebut. Pengguna program yang dimaksud dalam hal ini ialah pebelajar. Karakteristik pengguna atau pebelajar tersebut sangat menentukan bagaimana program tersebut dirancang agar sesuai dengan kebutuhan pengguna tersebut.
2. Pengembangan (Development)
Kegiatan
atau kawasan pengembangan merupakan aktifitas yang dilakukan setelah kegiatan
desain. Segala hal yang telah dibuat atau disusun dalam tahap desain akan
diwujudkan dalam kegiatan pengembangan. Tahap pengembangan dilakukan dengan mengikuti langkah - langkah pengembangan yang telah ditetapkan pada kawasan desain. Langkah atau tahapan pengembangan tersebut biasanya juga mengikutsertakan serangkaian uji coba berupa uji kelayakan dan uji efektifitas produk/program. Hasil dari kegiatan pengembangan ialah berupa produk yang layak dan siap untuk digunakan.
3. Pemanfaatan (Utilization)
Kegiatan
atau kawasan pemanfaatan dapat dilakukan terhadap produk yang dihasilkan dari
pengembangan atau bukan dari kegiatan pengembangan sebelumnya. Pada kegiatan
pemanfaatan lebih difokuskan pada bagaimana sebuah produk digunakan dan
disebarluaskan. Lebih lanjut lagi pada kegiatan pemanfaatan terdapat proses
pelembagaan yang berfungsi untuk memasukkan segala kegiatan pembelajaran dalam
sebuah organisasi atau lembaga, termasuk membuat kebijakan dan regulasi
terhadap penggunaan produk atau kegiatan pembelajaran. Tujuannya ialah kegiatan
pemanfaatan dari hasil pengembangan tersebut akan teratur dan tepat.
4. Pengelolaan (Management)
Terdapat
empat kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan
sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan informasi.
Kegiatan pengelolaan
dapat didasarkan pada kegiatan pemanfaatan artinya berbagai perangkat pembelajaran yang
telah didesain berupa sistem pembelajaran, strategi pembelajaran, atau pesan
perlu dikelola agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
5. Evaluasi (Evaluation)
Sedangkan kawasan atau kegiatan yang
terakhir ialah evaluasi.
Kegiatan evaluasi didasarkan pada proses yang berlangsung dalam
kesuluruhan proses meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, dan pengelolaan. Penilaian mulai dengan analisis
masalah. evaluasi langkah yang penting dalam pengembangan dan penilaian aktivitas
pembelajaran karena tujuan dan segala hambatan ketika pelaksanaan suatu program
pembelajaran dijelaskan pada tahap ini.
Peningkatan Performa Pembelajaran
Semua kegiatan dalam kawasan atau kegiatan tersebut
didasarkan pada teori serta praktik tentang bagaimana mengaplikasikannya. Jika segala aktivitas pembelajaran
dikaji menggunakan kelima kawasan tersebut maka akan ada peningkatan kemampuan
(performance). Proses pembelajaran,
sistem pembelajaran, dan sumber belajar merupakan obyek dilaksanakan kelima
kawasan tersebut. Ujung dari keseluruhan dari kerja teknologi pendidikan
tersebut diperuntukkan bagi pembelajaran serta untuk meningkatkan performa atau
kemampuan dari pebelajar atau dalam hal ini dapat dikatakan sebagai hasil
belajar.
Sumbangan Teknologi Pendidikan
Berdasarkan penjelasan tersebut
diatas maka cukup jelas problema pendidikan yang terjadi di Indonesia perlu
ditangani serius melalui kerja teknologi pendidikan. Pemecahan masalah tersebut dapat dimulai dari
proses evaluasi untuk melihat kesenjangan antara kenyataan dan tujuan yang
diinginkan. Akhir dari kegiatan evaluasi akan menghasilkan kebijakan yang perlu
dilakukan sebagai tindak lanjut dari setiap permasalahan yang ditemukan. Oleh
sebab itu, dalam banyak kasus munculnya berbagai sekolah alternatif dan
masyarakat belajar. Kedua hal
tersebut merupakan salah satu kerja teknologi pendidikan ketika seseorang
menangkap sebuah ketidakidealan pendidikan di Indonesia serta keinginan
mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini dan di
masa yang akan datang.
Terkait tuntutan global dalam dunia pendidikan, seperti
pendidikan sepanjangan hayat, kondisi obyektif pendidikan di Indonesia, perkembangan
teknologi, tumbuhnya masyarakat belajar, pendidikan alternatif, kondisi
obyektif luas wilayah indonesia serta pertumbuhan penduduk, maka melalui kerja
teknologi pendidikan dengan berdasarkan kelima kawasan atau bidang garapan
tersebut di atas maka bukan sebuah keniscayaan pendidikan Indonesia akan
memenuhi dan melampaui tuntutan – tuntutan tersebut. Secara umum, sumbangan kerja teknologi pendidikan untuk
menindaklajuti berbagai tuntutan tersebut ialah teknologi pendidikan akan
menghasilkan proses pembelajaran yang bernilai tambah, sumber – sumber belajar
yang dapat dihasilkan dan digunakan, serta sistem pembelajaran yang dapat
menghasilkan komposisi antara proses pembelajaran dan sumber belajar yang
tepat. Sedangkan secara khusus,
kerja teknologi pendidikan melalui kelima bidang garapannya akan menciptakan
proses pembelajaran yang dapat mengatasi berbagai masalah belajar dan
meningkatkan kinerja dan hasil belajar, sumber – sumber belajar yang dapat
membantu proses belajar melalui pesan, orang (sumberdaya manusia), bahan, alat,
teknik, dan lingkungan. Selain itu kerja teknologi pendidikan secara khusus
akan menciptakan sistem pembelajaran yang tepat melalui filosofi sistem, teori
sistem, berpikir sistem, dan pendekatan sistem.
Referensi :
Pritchard, Alan.
(2009). Ways of Learning: Learning
Theories and Learning Styles in The Classroom. London: Routledge
Seels,
Barbara B. & Richey, Rita C. (1994). Teknologi
Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. (Terjemahan Dra. Dewi S.
Prawiradilaga, M.Sc., Drs. Raphael Rahardjo, M.Sc., & Prof. Dr. Yusufhadi
Miarso, M.Sc.). Washington DC: AECT
Tags:
Education