Hypnoteaching : Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar

Gambar. Hypnoteaching

Sejarah mencatat bahwa hypnosis atau hipnosis merupakan sebuah metode pengobatan atau penyembuhan bagi seseorang yang mengalami sakit tertentu. Para praktisi hipnosis membuat pasiennya dalam kondisi trans (trance) sebelum melakukan tindakan atau perlakuan (treatment), seperti operasi atau tindakan pengobatan yang lain. Trans (trance) merupakan keadaan ketika seseorang kehilangan kendali atas pikirannya sendiri dan tidak merespons rangsangan dari luar. Namun, pada kondisi tersebut seseorang tetap dapat merespon instruksi dari individu yang menginduksi keadaan trans tersebut. Hipnosis memberikan efek nyaman atau relaks, sehingga proses penyembuhan atau pengobatan pasien menjadi lebih mudah dan cepat. Hipnosis juga merupakan proses pemusataan perhatian pada tingkat konsentrasi tinggi dalam keadaan terjaga. Salah satu hal yang perlu diketahui sekaligus untuk meluruskan persepsi umum ialah seseorang yang telah terhipnosis tetap memiliki kontrol terhadap pikiran sadarnya meskipun dalam kondisi trans, sehingga dia dapat mengatakan apapun yang mereka inginkan dan dapat menolak apapun yang dia tidak kehendaki. 

Penerapan hipnosis berkembang dan tidak lagi hanya digunakan untuk aktivitas medis atau kesehatan. Kini hipnosis banyak sekali digunakan untuk aktivitas lain seperti penjualan, motivasi, hiburan, dan sebagainya. Hipnosis sekarang juga digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Penerapan hipnosis pada pembelajaran ini digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar peserta didik sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajarnya. Konsep hipnosis untuk proses belajar dan pembelajaran akan kita bahas secara rinci pada artikel ini.

Konsep Umum Hipnosis

Hypnosis berasal dari kata "hypnos", yang merujuk kepada dewa tidur dalam mitologi Yunani. Istilah "hypnosis" pertama kali diperkenalkan oleh James Braid, seorang dokter terkemuka di Inggris yang hidup pada periode antara tahun 1795 hingga 1860. Sebelum zaman James Braid, hypnosis dikenal dengan istilah Mesmerism atau Magnetism. Menurut Adi W. Gunawan (2006), para ahli memberikan definisi untuk istilah hipnosis sebagai berikut:
  • Hipnosis adalah suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi.
  • Hipnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak.
  • Hipnosis adalah seni eksplorasi alam bawah sadar.
  • Hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat.
John Gruzelier, seorang psikolog dari Imperial College di London, melakukan penelitian menggunakan fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging). fMRI merupakan sebuah alat yang diguanakan untuk memantau aktivitas otak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa individu yang mengalami hipnosis memiliki peningkatan aktivitas di area otak yang berkaitan dengan proses berpikir tingkat tinggi dan perilaku. John Gruzelier menyimpulkan bahwa dalam keadaan terhipnosis, manusia dapat melakukan hal-hal yang di luar dugaannya sendiri. Hipnosis memiliki dampak yang signifikan dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja seseorang. Hipnosis dalam kegiatan sehari-hari seringkali kita alami tanpa kita sadari. Kita seringkali tidak menyadari bahwa apa yang telah kita alami sebenarnya merupakan serangkaian kegiatan hipnosis dalam keadaan sadar. Hal tersebut sering terjadi ketika kita menonton sebuah drama atau film yang kemudian tanpa disadari meneteskan air mata atau marah ketika merasakan adegan yang menyentuh secara emosional. Aktivitas di kelas juga sering terjadi hal yang serupa, seperti respon peserta yang diam atau hening ketika diminta gurunya untuk diam, anak-anak tertawa secara spontan ketika gurunya membuat lelucon di kelas, dan seterusnya. Beberapa hal tersebut merupakan bagian dari aktivitas hipnosis yang sering kita alami.

Gambar. Model Psikologis – Mekanisme Pikiran & Perilaku

Setiap manusia senantiasa menggunakan 2 (dua) pikiran dalam melakukan aktivitasnya yaitu Pikiran Sadar (Conscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Sub Conscious Mind). 
  • Pikiran Sadar berfungsi sebagai bagian pikiran yang analitis, rasional, kekuatan kehendak, faktor kritis, dan memori jangka pendek, seringkali disetarakan dengan otak kiri (left brain).
  • Pikiran Bawah Sadar berfungsi dalam menyimpan memori jangka panjang, emosi, kebiasaan, dan intuisi seringkali disetarakan dengan otak kanan (right brain).
Berdasarkan bagan yang menggambarkan mekanisme pikiran dan perilaku, pikiran bawah sadar memiliki memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemikiran manusia yaitu 88%. Persentase tersebut cukup beralasan karena pikiran bawah sadar memiliki tugas menyimpan semua pengalaman yang dialami manusia, baik yang sifatnya empiris (dialami langsung) maupun induktif (berasal dari orang lain). Potensi pikiran bawah sadar sangat besar untuk dapat dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas yang melibatkan pemikiran seperti belajar.
Gambar. Pikiran Sadar vs Pikiran Bawah Sadar

Kedua bagian pikiran ini berisi program-program yang memengaruhi tindakan dan perilaku kita sebagai manusia. Semua program ini berjalan sangat dinamis dan terus berubah sejalan dengan tindakan dan perilaku yang kita lakukan. Dinamika program ini dipengaruhi oleh input atau sugesti yang masuk, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui panca indera kita. Input atau sugesti tersebut dapat berbentuk verbal maupun non-verbal. Hal yang perlu diketahui juga bahwa pikiran bawah sadar akan selalu bergerak ke arah yang ditunjukkan oleh pikiran sadar kita.

Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar memiliki batas atau filter diantara keduanya yang disebut dengan RAS (Reticular Activating System). George Miller, seorang ahli di bidang cognitif science, menyatakan bahwa setiap detik terdapat kurang lebih 2 juta bit data berusaha masuk ke dalam otak kita. RAS berperan dalam menyaring semua informasi tersebut sehingga hanya sekitar 134 bit per detik yang benar-benar masuk ke dalam kesadaran kita. Selain berfungsi sebagai filter untuk data, RAS juga bertugas memfilter program-program yang akan masuk dan keluar dari pikiran sadar dan bawah sadar. RAS punya peranan besar untuk memastikan pikiran kita tidak terlalu penuh dengan data yang masuk sehingga menjaga stabilitas diri dalam kegiatan sehari-hari. Pada konteks belajar, sistem filter ini dapat dibuat lebih permisif untuk menerima data sehingga dapat dimanfaatkan untuk memasukkan data berupa pesan atau materi belajar. 

Situasi relaks dan menyenangkan dimungkinkan besar dapat membuka filter tersebut sehingga proses memasukkan data pesan atau materi belajar tidak terhalang sistem filter tersebut. Sedangkan situasi stres, tegang, dan membahayakan akan membuat sistem menjadi siaga sehingga sulit untuk dapat memasukkan pesan atau materi belajar. Faktanya, semakin dewasa usia seseorang maka semakin tebal dan kuat filter tersebut. Hal tersebut menyebabkan kemampuan untuk menerima atau mendapatkan pesan atau materi belajar semakin lama. Hypnoteaching akan menjadi metode yang tepat untuk dapat melonggarkan sistem filter tersebut, sehingga proses penerimaan pesan atau materi belajar menjadi lebih mudah.

Jenis-jenis Gelombang Otak

Aktivitas mental manusia dapat dideteksi menggunakan perangkat yang disebut EEG (Electroenchephalography). Data yang dihasilkan dari pengukuran ini memungkinkan untuk menilai tingkat kesadaran otak dengan menganalisis pola gelombang otak yang terpantau pada layar monitor.

Gambar. Ilustrasi penggunaan alat EEG (Electroenchephalography) dan jenis gelombang otak

Berdasarkan pengukuran gelombang otak menggunakan alat EEG (Electroenchephalography) tersebut diketahui bahwa manusia memiliki 4 jenis gelombang otak, diantaranya ialah :

1. Gelombang Beta
Kondisi sangat sadar, dengan gelombang antara 12 – 25 putaran per detik (Hz). Kondisi setiap kita sangat kritis, analitis dan waspada, dan pada saat ini pikiran sadar memiliki peranan 100% dalam melakukan pemikiran. Pada kondisi beta seseorang berada dalam kesadaran penuh dengan pikiran sadar yang sangat dominan sehingga dia mampu mengerjakan beberapa kegiatan dalam waktu yang bersamaan, seperti mengendarai mobil sampil bernyanyi dan mendengarkan musik.

2. Gelombang Alpha
Kondisi relaks, dengan gelombang antara 7 - 12 putaran per detik (Hz). Pada kondisi ini kita mulai berkurang rasa kritis, analitis dan waspada. Kita mulai terbuka terhadap masukan. Pada kondisi ini, peran pikiran sadar hanya 25% dalam melakukan pemikiran. Biasanya kondisi ini dicapai pada saat senang, gembira, santai, berimajinasi dan menjelang tidur.

3. Gelombang Theta
Kondisi sangat relaks antara sadar dan tidur lelap dengan gelombang antara 4 - 7 putaran per detik (Hz). Pada kondisi ini kita sangat terbuka dengan masukan, karena pikiran sadar tidak berperan lagi. Pikiran bawah sadar tetap aktif dan ke 5 panca indera pun masih aktif sehingga masih dapat menerima masukan. Pikiran bawah sadar sebagaimana cara kerjanya adalah tidak bisa membedakan mana benar dan salah, dia hanya bekerja berdasarkan perintah. Pada gelombang ini semua program yang telah ada di pikiran bawah sadar dapat dimodifikasi

4. Gelombang Delta
Kondisi ini adalah kondisi tidur lelap dengan gelombang 0,5 – 4 putaran per detik (Hz). Pada kondisi ini semua masukan tidak dapat masuk, karena ke 5 panca indera sudah tidak aktif. Namun, tetap saja pikiran bawah sadar aktif hanya tidak bisa menerima masukan.

Keempat jenis gelombang otak tersebut juga ditemukan aktif di beberapa tingkatan usia. Beberapa jenis gelombang otak ditemukan aktif pada saat manusia memasuki usia berikut :

1. Bayi
Bayi memiliki gelombang otak dengan kecepatan rendah yaitu dibawah 4 Hz. Gelombang dengan kecepatan tersebut termasuk dalam ke kategori Delta. Gelombang ini dapat terbentuk ketika orang dewasa dalam kondisi tertidur lelap.

2. Anak Umur 4 Tahun
Anak berumur 4 tahun memiliki kecepatan gelombang otak sebesar 4-7 Hz masuk, sehingga dapat dikategorikan ke dalam gelombang Theta. Gelombang ini dimiliki oleh orang dewasa ketika sedang tertidur menjelang lelap. Gelombang ini disebut juga sebagai gelombang High Thinking Learning, yang merupaka proses tertinggi dalam pembelajaran.

3. Anak Umur 7 Tahun
Anak berumur 7 tahun memiliki kecepatan gelombang otak sebesar 7-13 Hz, sehingga dapat dikategorikan ke dalam gelombang Alpha. Gelombang tersebut bagi orang dewasa terjadi ketika dalam kondisi relaks dan sangat gembira. Gelombang Alpha termasuk gelombang terbaik untuk belajar, atau memelajari ilmu baru, berimajinasi, dan dapat meningkatkan ingatan jangka panjang (long term memory).

4. Anak Umur 14 Tahun
Anak berumur 14 tahun memiliki kecepatan gelombang otak di atas 14 Hz. Kecepatan gelombang otak tersebut merupakan kondisi waspada/siaga, sehingga pada usia 14 tahun seseorang sudah memiliki filter yang analitis dan kritis.

Semakin rendah frekuensi gelombang otak seseorang, semakin besar proses aktivasi pikiran bawah sadar. Ketika manusia berada pada frekuensi gelombang otak yang rendah, pikiran sadar cenderung menurun dominasinya. 

Individu yang sedang berada pada gelombang otak dalam kategori Beta memerlukan waktu lebih lama untuk mempelajari sesuatu, karena pikiran sadar mereka cenderung sangat analitis dan kritis. Meskipun demikian masih terdapat kemungkinan untuk mengakses langsung pikiran bawah sadar (subconscious mind) tanpa harus melalui pikiran sadar.

Cara Mengakses Langsung Pikiran Bawah Sadar

Seseorang cenderung sulit untuk mempelajari suatu materi ketika memasuki fase gelombang beta. Sistem RAS akan sangat aktif pada gelombang beta, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama agar suatu pesan dari masuk dan disimpan di memori jangka panjang. Pada poin ini masih terdapat kemungkinan agar pesan atau materi dapat langsung menuju ke pikiran bawah sadar meskipun dalam kondisi beta melalui metode berikut :

1. Pengulangan (Repetition)
Suatu informasi yang disampaikan secara berulang akan memperbesar kemungkinan untuk diterimanya pesan oleh pikiran bawah sadar, yang kemudian pesan tersebut disimpan, disederhanakan dan menjadi kebiasaan. Anak dengan usia 4-7 tahun hanya memerlukan 2 kali pengulangan agar bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar.

2. Memiliki Emotional Attachment
Informasi dapat langsung masuk ke dalam pikiran bawah sadar jika dalam proses kemunikasinya melibatkan sentuhan emosional (emotional attachment). Sentuhan emosional tersebut dapat berbentuk rasa bahagia, sedih, dan lain-lain. Quantum Teaching merupakan metode yang menggunakan sentuhan emosional tersebut, yaitu dengan cara membuat anak didik bergerak dan bergembira.

3. Menggunakan Bahasa Pikiran Bawah Sadar
Pesan atau informasi dapat langsung diterima pikiran bawah sadar ketika menggunakan bentuk bahasa yang tidak dapat ditolak oleh pikiran sadar sehingga langsung masuk ke pikiran bawah sadar. Bahasa ini tidak hanya berbentuk kalimat, tetapi juga berbentuk Bahasa tubuh. Bahasa pikiran bawah sadar berwujud kata-kata atau gestur yang sifatnya positif.

4. Melalui Figur yang Memiliki Otoritas
Figur yang menjadi idola atau figur yang dipercaya peserta didik dinilai mampu memberikan pengaruh kepada anak tersebut. Penyampaian yang bersumber dari figur idola atau terpercaya tersebut dimungkinkan besar akan langsung diterima, bahkan tanpa proses analisis dan kritis.

5. Melalui Hipnosis
Hipnosis memungkinkan seseorang dibawa ke level kesadaran tertentu serta diberikan sugesti, yang kemudian dimasukkan ke pikiran bawah sadar seseorang. Pada konteks pembelajaran, peserta didik dibawa ke fase gelombang alpha sehingga mereka masih dalam keadaan sadar.

Konsep hipnosis dalam konteks pembelajaran adalah peserta didik dalam kondisi sadar. Peserta didik akan dibawa dari kondisi Beta menuju ke Alpha maupun Theta sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Persepsi dalam Konteks Hypnosis

Persepsi merupakan cara pandang atau pola pikir yang menghasilkan respon tertentu sebagai bagian dari sikap yang diambil. Kita perlu membuat sebuah contoh kasus agar mudah memahami bagaimana konteks persepsi yang dimaksud tersebut dalam pembelajaran. Fenomena yang mudah dibuat contoh kasus adalah rendahnya motivasi belajar peserta didik. Jika digali penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik, maka akan ditemukan banyak alasan diantaranya yang paling umum adalah belajar itu membosankan, sulit, melelahkan, dan sama sekali tidak menyenangkan. Cara mereka memandang terhadap belajar yang demikian akan menanamkan hal negatif yaitu betapa tidak menyenangkannya belajar di otak. Cara pandang yang demikian pada akhirnya akan melahirkan sebuah respon berupa sikap tidak mau berusaha membaca materi, tidak ingin berusaha mencari metode belajar yang paling tepat, dan sebagainya. Respon tersebut juga dapat berwujud pandangan atau sikap mereka kepada guru yang mengajar, seperti tidak merespon instruksi dari guru, dan sebagainya. Itulah persepsi yang memiliki kekuatan dalam melahirkan respon peserta didik dalam pembelajaran.

Respon negatif yang muncul dari peserta didik terhadap pembelajaran perlu dipertimbangkan sebagai bahan evaluasi dan introspeksi diri bagi guru. Guru diharapkan mampu bertindak cepat untuk mengoreksi respon negatif tersebut dan mencegahnya menjadi lebih buruk. Persepsi terbentuk melalui beberapa sumber diantaranya ialah sebagai berikut :
  • Persepsi terbentuk dari pengalaman empiris. Pengalaman empiris ialah pengalaman yang murni dialami oleh seseorang.
  • Persepsi terbentuk dari pengalaman induktif. Pengalaman induktif ialah pengalaman yang tidak langsung dialami tetapi membawa dampak kepada persepsi seseorang.
  • Persepsi terbentuk dari self talk. Self talk adalah ucapan-ucapan yang baik dengan sadar ataupun tanpa sadar kita ucapkan kepada diri kita.
Setiap individu bertindak sesuai dengan persepsi atau framework yang ada dalam pikirannya. Persepsi tersebut terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya melalui panca indera, sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi tidak sepenuhnya diciptakan secara internal. Persepsi terbentuk melalui sebuah proses modifikasi yang kompleks sehingga mampu menggerakkan seseorang untuk merespon. Persepsi yang sering muncul dalam proses pembelajaran sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya, seperti gurunya gak enak cara mengajarnya, materi pelajaran ini sulit ya, membosankan sekali pelajaran ini, dan seterusnya. Hal yang perlu diperhatikan bahwa sebagian besar persepsi berasal dari penilaian diri sendiri atau bersifat subjektif, sehingga munculnya persepsi tidak perlu menunggu ada pengaruh dari orang lain. Ketika seseorang menilai sesuatu biasanya akan langsung muncul persepsi terhadap hal yang dinilainya.
Gambar. Metode atau model, media, dan persepsi positif menjadi satu kesatuan dalam proses pembelajaran

Pada konteks pembelajaran, guru memiliki peranan penting untuk membantu peserta didik dalam menciptakan persepsi positif selama mereka belajar. Jika guru dan peserta didik mampu menumbuhkan persepsi yang positif, nyaman, dan menyenangkan satu sama lain, maka motivasi untuk menciptakan proses belajar yang efektif akan datang dengan sendirinya atau tanpa paksaan. Persepsi positif yang muncul selama proses belajar akan membuat peserta didik dan guru bersemangat, serta penerapan metode atau model pembelajaran dan pemanfaatan media pembelajaran akan semakin membuat aktivitas belajar menjadi lebih mudah. Media pembelajaran akan memberikan pembelajaran yang lebih visual sehingga diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.

Teknik Pembelajaran Berbasis Hypnosis

Gelombang alpha merupakan gelombang otak terbaik yang digunakan untuk belajar. Ketika otak berada pada fase gelombang alpha maka pikiran sadar menguasai sebesar 25%, sedangkan pikiran bawah sadar sebesar 75%. Pikiran sadar cenderung menjadi kurang aktif ketika suasana nyaman, seperti saat para peserta didik merasa senang, rileks, bahagia, atau mengalami emosi positif lainnya. Ketika pikiran sadar mulai menurun dominasinya maka pikiran bawah sadar mulai aktif sehingga membuka pintu akses ke memori jangka panjang (long term memory). Berdasarkan hal tersebut maka kita bisa memusatkan perhatian terkait bagaimana cara memposisikan agar otak peserta didik dalam kondisi gelombang alpha atau pikiran bawah sadar yang aktif. Ada beberapa teknik atau metode yang dapat dipertimbangkan oleh guru untuk dilakukan diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Masuk Kelas secara Antusias
Manusia memiliki mirror neuron yaitu bagian sel otak yang bertugas meniru apapun yang dilihat sehingga manusia cenderung akan meniru sesuatu yang dilihatnya. Mirror neuron ini bekerja secara otomatis. Oleh sebab itu, manusia akan cenderung mengikuti atau melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang lain. Jadi, ketika guru masuk kelas dengan antusias, maka para peserta didik juga akan mengikuti dengan antusias. Mereka akan memasuki pikiran dan emosi yang menyenangkan ketika melihat gurunya antusias di kelas. Antusiasme ketika masuk kelas tersebut dapat diwujudkan dengan ucapan salam, menatap wajah-wajah peserta didik dengan senyuman disertai gestur membesarkan bola mata, dan sebagainya.

2. Kloning
Secara naluri, setiap manusia merasa senang jika manusia lain memiliki kesamaan dengan dirinya. Contohnya ketika bertemu dengan orang lain yang berasal dari satu daerah yang sama ketika sedang berada di daerah yang lain, atau ketika pendapat orang lain yang sama seperti pendapat kita, dan sebagainya. Pada metode ini yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan hal yang sama, berbicara yang sama, ataupun merasakan hal yang sama. Sebagai contoh kita bisa bersama-sama mengangkat tangan, bersama-sama mengucapkan kata-kata, bernyanyi bersama, mengucapkan yel-yel bersama, atau bergerak bersama.

3. Bercerita
Cerita memiliki kekuatan untuk membawa seseorang dari suatu tingkat kesadaran ke tingkat kesadaran yang lain. Cerita akan melibatkan pikiran dan emosi pembaca atau pendengar. Itulah sebabnya mengapa para peserta didik dapat asyik membaca buku cerita berjam-jam, tetapi akan merasa bosan jika harus membaca buku pelajaran setelah beberapa menit saja. Hal tersebut terjadi karena buku pelajaran biasanya memang cenderung kurang melibatkan emosi dalam penyampaiannya, sehingga dianggap membosankan. Apabila guru memulai pembelajaran dengan menggunakan cerita, hal ini akan langsung mengurangi aktivitas atau dominasi pikiran sadar sehingga membuka pintu bagi pikiran bawah sadar peserta didik. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat cerita diantaranya ialah :
  • Alami dan apa adanya.
  • Ekspresif (gunakan suara, intonasi, dan bahasa tubuh).
  • Gunakan pengalaman sehari-hari atau topik yang sedang hangat.
  • Gunakan sentuhan emosi.
  • Fun dan Membangun.
Teknik atau metode tersebut diterapkan pada dua waktu yaitu awal pembelajaran atau ketika kelas mulai tidak kondusif. Proses pembelajaran memerlukan konsentrasi yang cukup sehingga ketika konsentrasi peserta didik menurun biasanya berdampak pada kondusivitas kelas. Kemampuan peserta didik untuk berkonsentrasi berbeda setiap jenjang umur. Semakin bertambah umur seorang peserta didik, maka semakin panjanglah rentang kemampuan mereka untuk mempertahankan konsentrasinya. Konsentrasi peserta didik selama proses belajar perlu dikelola dengan baik untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai tujuan yang diinginkan. Untuk menjaga hal tersebut, maka diperlukan teknik yang cepat, gembira, menyenangkan, dan efektif untuk mengembalikan peserta didik ke konsentrasi semula. Teknik yang dapat dipakai guru ialah sebagai berikut :
  • Yelling atau Berteriak. Tata cara berteriak dan menyahut sebaiknya telah disepakati sejak awal pelajaran. Guru yang melihat para peserta didik mulai terpecah konsentrasinya, dapat menggunakan teknik ini untuk mengembalikan konsentrasi mereka.
  • Peraturan Tambahan. Dalam hypnoteaching, peraturan tambahan yang dibuat harus berbeda dengan peraturan-peraturan lainnya. Karakteristik peraturannya ialah jumlah peraturannya sedikit, membuat peserta didik berkonsentrasi dan aktif, membuat peserta didik gembira (fun), serta memberikan reward & penalty (hadiah dan sanksi) yang tidak menakutkan.
  • Jam Emosi. Semakin belia usia seseorang, maka semakin cepat perubahan emosinya. Jam emosi merupakan waktu yang disediakan guru kepada peserta didik untuk mengatur kembali emosinya sehingga siap kembali belajar dengan tenang dan nyaman. Jam emosi ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, misalnya jam tenang, jam diskusi, jam lepas/bebas, dan jam aktif belajar.

Unsur-unsur Metode dan Langkah Kegiatan Pembelajaran Hypnoteaching

Hypnoteaching adalah metode pembelajaran dengan cara aktivasi dan optimalisasi kekuatan pikiran bawah sadar peserta didik menjadi lebih cerdas. Hypnoteaching adalah perpaduan dari konsep aktivitas belajar mengajar dengan ilmu hypnosis (Ibnu Hajar, 2011). Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam upaya penerapan metode hypnoteaching ialah sebagai berikut :

1. Penampilan Guru
Guru perlu memperhatikan penampilannya dengan baik. Penampilan yang rapi akan meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan daya tarik yang besar bagi peserta didik. Tingkat kepercayaan diri, kepositifan pikiran, dan juga status sosial seseorang sering tercermin dari penampilannya. Orang lain akan cenderung menilai seseorang dari penampilannya sebelum benar-benar mengenal kepribadiannya yang sesungguhnya.

2. Sikap Empatik
Seorang guru harus memiliki rasa empati kepada para peserta didik. Ketika mendapati ada atau bahkan banyak peserta didik yang bermasalah serta melakukan tindakan yang kurang baik, maka guru tidak diperbolehkan langsung menyematkan gelar “anak nakal” di pundak mereka. Guru harus terlebih dahulu menyelidiki apa latar belakang atau penyebab tindakan peserta didik tersebut dengan cara menggali dan mengumpulkan berbagai informasi yang ada.

3. Rasa Simpati
Jika seorang guru menunjukkan simpati kepada peserta didiknya, maka peserta didik juga akan merespon dengan simpati terhadap guru. Ketika seorang guru memperlakukan peserta didik dengan baik, bahkan ketika peserta didik tersebut dapat dikatakan nakal. Peserta didik akan merasa enggan untuk tidak hormat kepada guru yang telah memperlakukannya dengan baik. Peserta didik cenderung akan berusaha untuk memahami dan mengikuti nasihat dari guru mereka, karena mereka merasa bahwa guru juga memahami mereka.

4. Penggunaan Bahasa dan Peraga
Guru yang baik sebaiknya memiliki kemampuan berkomunikasi menggunakan kata dan bahasa yang menyenangkan untuk didengar, mampu mengendalikan emosi, tidak mudah terprovokasi, dan senang menghargai karya serta potensi peserta didik. Salah satu aspek hipnosis dalam pembelajaran adalah ekspresi diri, yang meliputi penggunaan tangan, kaki, ekspresi wajah, dan suara secara maksimal. Saat mengajar, guru sebaiknya memanfaatkan bahasa tubuh untuk meningkatkan kesan dari apa yang disampaikan. Untuk dapat menerapkan hal tersebut, guru harus memiliki penguasaan materi yang akan diajarkan.

5. Motivasi Peserta Didik
Karakteristik dasar dari kerja pikiran adalah kemampuan untuk berimajinasi dan berfantasi. Cerita dan kisah adalah perwujudan atau ekspresi dari imajinasi. Ketika seorang guru melihat bahwa peserta didik mengalami masalah, kekurangan motivasi dalam belajar, atau berbagai masalah dalam kehidupan, guru dapat memberikan nasihat dan bimbingan kepada peserta didik tanpa terkesan menggurui.

Unsur-unsur tersebut perlu dipahami terlebih dahulu sebelum guru menerapkan metode hypnoteaching dalam pembelajaran. Unsur-unsur tersebut dapat dianalogikan sebagai aspek atau modal dasar yang perlu dipahami agar langkah kegiatan pembelajaran hypnoteaching dapat berjalan dengan baik. Konsep-konsep dasar dalam metode hypnoteaching tersebut jika diletakkan dalam langkah atau tahap kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, maka posisinya ialah seperti berikut :

A. Kegiatan Pendahuluan

1. Pacing
Pada tahap pendahuluan, guru bisa melakukan berbagai variasi kegiatan yang tujuannya untuk menyiapkan pikiran dan perasaan siswa hingga terciptanya learning state atau kondisi siap untuk belajar. Pacing ialah menyamakan posisi, gerakan tubuh, bahasa, dan gelombak otak. Informasi yang disampaikan akan mudah diterima oleh orang yang memiliki gelombang otak yang sama. Langkah pacing ialah sebuah upaya untuk membuat peserta didik nyaman di dalam kelas sehingga siap untuk belajar. Beberapa kegiatan berikut bisa dilakukan dalam pacing :
  • Berdoa bersama
  • Senam otak
  • Cerita
  • Teka-teki
  • Yel-yel
  • Bertepuk variasi
  • Humor
2. Leading
Leading dilakukan setelah pacing selesai dilaksanakan. Leading merupakan kegiatan memimpin atau mengarahkan peserta didik. Leading akan mudah dilakukan ketika pacing berhasil dilaksanakan. Jika peserta didik merasa nyaman dengan guru, maka apapun yang disampaikan oleh guru akan diterima dengan senang hati. Guru dapat menunjukkan kepada peserta didik manfaat dari materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, relevansi materi dengan kebutuhan di dunia, dan sebagainya. Harapannya peserta didik akan termotivasi untuk belajar meskipun guru tidak berada di depannya.

B. Kegiatan Inti

1. Pertanyaan (Visualisasi)
Pertanyaan ini disesuaikan dengan materi yang diajarkan atau disesuaikan dengan keadaan kondisi peserta didik. Penekanan dari pertanyaan ini memancing peserta didik untuk menjawab pertanyaan dengan melibatkan pikiran sadar dan pikiran bawah sadarnya secara bersamaan. Pertanyaan ini bertujuan untuk memberikan visualisasi kepada peserta didik mengenai apa yang akan dicapainya di masa mendatang. Contoh Pertanyaan : Apa yang kamu rasakan jika kamu menjadi siswa lulusan terbaik di sekolah kita?

2. Ice Breaking
Apabila durasi pembelajaran sedikit lebih lama, maka guru dapat melakukan ice breaking untuk mengisi kembali energi peserta didik dalam belajar. Beberapa kondisi yang menguras energi seperti materi pelajaran agak sulit, atau sudah terlalu lama menyelesaikan tugas, maka ice breaking sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Banyak sekali variasi ice breaking yang dikenal dalam dunia pendidikan yang bisa diadopsi oleh para guru sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3. Apresiasi
Selama kegiatan inti berlangsung, di samping pertanyaan dan ice breaking, guru juga perlu memberi apresiasi kepada peserta didik. Apresiasi dapat dilakukan secara verbal dan non verbal. Contoh apresiasi verbal : “Saya lihat semakin hari, kemampuanmu semakin meningkat ya!”. Ketika gurunya mengatakan demikian, maka pesan tersebut menembus pikiran bawah sadar peserta didik karena guru adalah figur otoritas untuk mereka. Peserta didik memiliki persepsi positif dan merasa senang belajar dengan guru. Contoh apresiasi non verbal : acungan jempol, senyuman, dan hadiah.

4. Imajinasi
Selain pertanyaan, ice breaking, dan apresiasi, memberdayakan pikiran bawah sadar dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan imajinasi. Contohnya : “Bayangkan, setiap kali kalian selesai belajar di sekolah, tugas rumah sangat mudah kalian kerjakan. Kalian bahagia, orang tua bahagia, guru bahagia dan ibu juga bahagia”. Ketika peserta didik membayangkan hal itu terjadi pada dirinya, maka mereka sebenarnya tidak hanya menggunakan pikiran sadar, tetapi juga pikiran bawah sadar. Ketika suatu program pikiran sudah berada pada level pikiran bawah sadar, maka anggota tubuhnya akan merespon dalam bentuk perilaku.

5. Menabung Perhatian
Cara menabung perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya dengan mengucapkan kalimat-kalimat berikut ini:
  • Bapak perhatikan kamu mirip dengan Pak Nadhiem.
  • Ibu lihat kamu suka warna biru ya.
  • Ibu melihat kamu anak yang disiplin.
Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak boleh ada pembicaraan lain lagi setelah menabung perhatian tersebut. Guru dapat langsung pergi meninggalkan peserta didik yang sedang dalam perasaan bahagia karena merasa diperhatikan.

C. Kegiatan Penutup

Ketika menutup satu kegiatan pembelajaran berbasis hipnosis, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
  • Membuat Kesimpulan. Ketika membuat kesimpulan, guru harus memperhatikan gaya belajar belajar peserta didik. Kalau dalam ruang tersebut terdapat banyak peserta didik yang memiliki gaya belajar dominan visual, maka sebaiknya kesimpulan dibuat dalam bentuk bagan dan ditulis dengan spidol berwarna-warni.
  • Mendoakan mereka dengan setulus hati.
  • Mengucapkan afirmasi positif.
  • Memberi salam dengan penuh semangat dan senyum yang ikhlas.

Pembelajaran yang melibatkan konsep hipnosis atau hypnoteaching memiliki potensi yang besar untuk dapat mengoptimalkan fungsi otak peserta didik. Ketika peserta didik mampu mengoptimalkan otaknya untuk belajar maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya secara maksimal. Hal mendasar dalam hypnoteaching adalah bagaimana kita sebagai guru berupaya untuk menciptakan kenyamanan dan kebahagian kepada peserta didik selama proses belajar sehingga mereka dapat mencapai gelombang otak belajar yaitu gelombang alpha. Kenyamanan peserta didik dalam belajar dapat diupayakan dengan mempertimbangkan unsur-unsur metode hypnoteaching, pemberian sugesti menggunakan bahasa yang positif, serta penerapan prinsip-prinsip dalam hipnosis yang diwujudkan dalam setiap tahap kegiatan pembelajaran. 




Referensi :
Adi W. Gunawan. 2006. Hypnosis: The Art of Subconscious Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ibnu Hajar. 2011. Hypno Teaching: Memaksimalkan Hasil Proses Belajar-Mengajar dengan Hipnoterapi. Yogyakarta: Diva Press
Novian Triwidia Jaya. 2010. Hypnoteaching: Bukan Sekadar Mengajar. Bekasi: D-Brain
Yoga Prismanata

Saya adalah seorang penggiat di dunia pendidikan. Konsentrasi saya sekarang ialah dalam hal teknologi pendidikan dan pendidikan geografi. Saya sangat suka dalam menciptakan karya, baik berupa tulisan maupun media pembelajaran.

1 Komentar

Kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi dan membaca tulisan di website kami. Silahkan sampaikan kritik, saran, dan diskusi melalui kolom komentar.

Lebih baru Lebih lama